Thursday, January 29, 2015

JANGAN JADI MUSLIMAH NYEBELIN

Kok bisa sih seorang muslimah yang terlihat anggun dan suci, ternyata menyebalkan. Ini bukan sebuah cacian ataupun sindiran. Tulisan ini hanya memberikan motivasi kepada diri sendiri yang mungkin dengan begini bisa menjadi pribadi yang gemar intropeksi diri tanpa memperdulikan diri orang lain.

Mengapa saya bilang begitu? Karena sesungguhnya tidak dapat dipungkiri bahwa saya pun masih terlalu sering mengurusi diri orang lain padahal diri saya sendiri entah seperti apa. Hakikatnya manusia memiliki sifat yang egois. Dicaci tidak mau, dihina apalagi. Namanya juga manusia.

Bukan menyalahkan sifat dasar yang melekat pada diri ini, namun bagaimana cara kita menyikapinya. Bagaimana cara agar kita bisa mengendalikan sifat buruk yang melekat tersebut. Hal yang paling berat yang dilakukan manusia adalah mengendalikan hawa nafsu. Pun itu sebagai musuh terbesar.

Sebagai muslimah bukan hanya dengan menggunakan outer saja yang diperhatikan. Dengan berbusana yang syari namun belum cukup menjadi bukti bahwa dialah muslimah yang sebenarnya. Muslimah juga harus memperhatikan apasih isi di balik cadarnya itu.

Pada saat kita menginginkan seseorang menjadi pendengar oleh apa yang akan kita sampaikan, mendengarkan semua curahan hati kita. Disaat itulah orang yang mendengarkan akan menghadapi hal terbosan. Pun sebagai muslimah, jangan kita terlalu over dalam bercerita. Berilah kesempatan mereka untuk memberikan saran terhadap kita. Jangan habiskan waktu hanya untuk menceritakan semua kisah kita. Karena dia juga memiliki kisah yang sama halnya seperti kita, ingin didengarkan.

Cobalah untuk saling sharing. Jangan hanya sharing. Karena segala hal yang "saling" itu akan dibangun oleh dua insan yang sama-sama memahami. Pun tidak akan menimbulkan rasa bosan pada salah satunya. Jika kita merasakan kegelisahan, ingatlah bahwa mereka juga memiliki kegelisahan seperti kita.

Tanpa disadari pun hal itu menjadi letak keegoisan kita. Sifat yang melekat pada diri manusia.
Jangan jadi muslimah nyebelin. Yang pada saat kita membutuhkan dia kita sangat lupa bahwa semua waktunya hanya digunakan untuk mendengarkan celoteh kita yang panjang lebar. Bukankah kita tidak tau kapan waktu seseorang yang menurut kita benar. Tapi pada saat dia membutuhkan kita untuk mendengarkan curahan hatinya, kita hanya sekedar menjawab: "oh, gitu" "oh ya?" "hmmm gitu" "mm, gimana ya aku gak ngerti sih" "ah kamu lebay" "ah begitu saja sedih" sebenarnya bukan itu yang mereka butuhkan namun saling menukar pengalaman diri dalam bidang itu.

Mungkin memang merupakan hal jenuh untuk kita memberikan saran terhadap apa yang tidak ada hubungannya dengan diri kita. Tidak memberikan keuntungan pun dengan diri kita. Yang namanya hidup itu bukan sekedar mencari untung, tetapi memberi keuntungan. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Jangan jadikan sifat dasar manusia, hanya sekedar seperti itu. Jadikan sifat dasar itu menjadi karakter yang berbeda dengan kita mengendalikan dan merubahnya. Semoga kita menjadi sebaik-baiknya makhluk yang memiliki kebaikan selama hidup di dunia. Bukan jadi manusia yang nyebelin :)

No comments:

Post a Comment